Laman

Jumat, 19 September 2014

Puisi : Segalanya Sudah Cukup

Kebulatan tekad sudah aku tetapkan.
Aku sudah merelakannya, meninggalkan kenangan itu hanya sebagai masa lalu.
Aku memang begitu menginginkannya, tapi cukup sampai di sini saja.
Aku menyerah akan dirimu tak tergapai untukku sekarang.
Kau sendiri yang telah memutuskan arti diriku dalam hidupmu.
Kau juga telah menetapkan arti dirimu seharusnya dalam hidupku.
Aku tak mungkin menyangkal lagi karena aku memahami maksudmu, segala maksudmu.
Aku melangkah mundur perlahan dari ambisiku memilikimu.
Aku sudah puas dengan segala keputusan dan kebaikan hatimu.
Segalanya sudah cukup bagiku.

Tekadku sudah bulat untuk meninggalkan bayangmu sebagai masa lalu.
Aku tak mau lagi menitikkan air mata untukmu.
Kegembiraan dan kesedihan telah melebur menjadi satu di antara Kau dan Aku.
Pikiran sudah menjadi begitu kacaunya hingga tak mampu membedakannya lagi.
Aku dapat tersenyum sekaligus menitikkan air mata secara bersamaan.
Kepalsuan demi kepalsuan yang menutupi kebenaran yang ada.
Senyuman demi senyuman untuk menghargai sebuah tangisan.
Aku sudah pernah menjadi gila akan ambisiku.
Aku sudah pernah menjadi gila akan dirimu.
Dirimu memang lebih memabukkan dibanding sebotol arak.
Selesai sudah, aku ingin segera mengakhiri segalanya.
Segalanya yang kurasakan sudah cukup.

Berhenti, sudah menjadi keputusanku.
Aku sudah tak mau lagi berdiam diri hanya untuk menunggumu.
Aku sudah tak mau lagi peduli dengan segala tentangmu.
Aku sudah tak mau lagi berkejaran dengan waktu untuk tahu kabarmu.
Aku sudah tak mau lagi melawan harga diriku hanya untukmu.
Bahkan, aku tak mau lagi menghargai segala kebaikanmu.
karena sudah bertekad meninggalkan bayangmu di masa laluku.
karena segalanya sudah cukup kurasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar