Ketika secangkir
kopi menghangatkanku di pagi hari ini.
Pagi
ini terbangun dengan perasaan ingin mati saja.
Seluruh badan rasanya tak ingin bergerak lebih. Sambil terkantuk-kantuk mencoba
berkomunikasi dengan Tuhan dan akhirnya tertidur kembali. Tak ada kata pulas
dalam tidurku malam ini. Terbangun beberapa kali dengan diselingi mimpi-mimpi
aneh, seperti berada di dunia yang berbeda. Teringat dengan kelas pengganti
yang seharusnya aku hadiri pagi ini, tapi tak aku hiraukan.
Menatap
jam meja di kamar kosku ini beberapa saat dan memutuskan membuka laptop. Tak
ada niat lain, selain mulai mengerjakan sebagian tugas kuliah di pagi ini.
Meninggalkan kelas bukan berarti aku tak mendapatkan apapun, kan? Tapi sayang
konsentrasiku buyar mengingat berbagai mimpi yang melintas malam ini. Secangkir
kopi dan menuliskan perasaanku pun menjadi pilihan pelarian di pagi ini. Hanya
sesaat kok, tugas-tugasku sudah siap mengejar.
White
Coffee menjadi penyegarku sejak setahun lalu aku tak sanggup
meminum kopi hitam lagi. Aromanya tentu saja berbeda, kalau boleh jujur aku
lebih suka aroma kopi hitam. Aroma
yang lebih mantap dan menyegarkan. Hal yang aneh mungkin, aku merasa kopi hitam
memiliki aroma yang lebih manis. Ah ya,
kadangkala aku merindukan kopi hitam yang selalu diminum kakekku dulu.
Berbicara
tentang merindukan, sepertinya aku memang masih merindukannya. Maaf untuk teman
dekatku, DWP, yang selalu
jadi pelampiasan pelarian diri. Ahahahaa... Terima Kasih banyak untuk waktunya.
Oiya, sepertinya aku juga masih kepikiran pertanyaan LS soal apakah aku ingin bertemu dengan orang itu.
Pembicaraan malam itu sepertinya berujung pada mimpiku tadi malam. Aku hanya bertemu dengannya dalam mimpi.
Ah,
sarapanku sudah jadi. Telur orak-arik dengan daun bawang,
seledri, irisan cabe, dan juga lelehan mentega di atas sepiring nasi hangat.
Tak perlu dibayangkan berlebih, ini enak kok. Itu saja sudah cukup atau mungkin
lebih dari cukup. Maaf ya, aku menulis ini memang sedang dalam keadaan sarapan.
Mamaku mungkin saja sewot kalau aku hanya minum secangkir kopi di
pagi hari. Makanya aku siapkan sepiring sarapan sebagai teman minum kopi untukku
sendiri. Maklum ya, nasib yang masih sendiri. Hehehee..
Kembali
pada persoalan mimpi. Sepertinya tidak semuanya bisa aku ceritakan, banyak yang
sifatnya pribadi. Lho??? Ahahaa... Sudahlah, abaikan, tak perlu dibahas
berlebih. Tapi, yang pasti aku alami, dari setiap aliran
mimpiku semalam selalu ada orang yang sama, selalu ada orang itu
menjagaku. Seperti aku benar-benar terlalu mengharapkannya. #NPKattyPerry_ThinkingofYou
Berawal
dari tempat yang sama sekali tak aku kenal dan udara malam yang aneh. Aku masuk di sebuah
bangunan dan berjalan di lorong remang-remang yang berbelok-belok dengan banyak
pintu
di sana. Banyak orang dengan penampilan yang tak biasa, seperti tanggapanku
pada penampilanku sendiri yang aneh di mimpi itu. Mereka memperhatikanku
seperti bertanya-tanya siapa aku, tapi aku terus berjalan hingga aku menemukan
ruangan besar, gelap, dan dihiasi dengan lampu-lampu. Mungkin ini yang namanya night
club. Aku siap untuk masuk, tapi dia, orang itu, tiba-tiba
menarik tanganku. Dia bilang, “Jangan masuk
sana. Ikut ke ruanganku aja.”
Di
ruangannya lagi-lagi aku bertemu orang-orang yang tak aku kenal. Mereka
tersenyum padaku, menyambutku hangat. Penampilan mereka sama seperti
orang-orang di luar ruangan ini, tapi sepertinya mereka dianggap lebih
istimewa, entah di bagian mananya. Mungkin termasuk dengan ruangan eksklusifnya
ini, dengan sofa besar melingkar yang empuk dan nyaman. Aku duduk di antara
mereka, duduk di sampingnya yang melingkarkan lengannya di sandaran dudukku. Nyamankah aku? Tidak sama sekali.
Aku terbangun dari tidurku dan melihat jam mejaku, masih jam setengah satu
malam. Perasaanku sudah tak enak sejak itu dan mencoba untuk tidur kembali.
Aku
kembali masuk ke dalam alam mimpiku. Suasana mimpi yang sama aku rasa, tapi aku
merasa lebih nyaman seperti sudah lama mengenal mereka semua. Aku berjalan
bersama beberapa orang dengan penampilan yang sama seperti mimpi sebelumnya.
Aku mungkin biasa menyebutnya gothic,
dark gothic. Kami masuk ke sebuah minimarket yang juga
punya bagian seperti cafe. Hanya ada seorang pelayan di balik meja pesanannya,
dia juga berpenampilan sama dengan kami. Mereka memesan dan mencoba beberapa
rasa es krim yang berbeda, tapi aku memesan secangkir cappucinno.
Benar-benar menyegarkan.
Sayangnya,
bagian mimpiku yang ini tak berhenti sampai di situ. Orang itu tiba-tiba datang
dan menghampiri kami semua. Seakan menanyakan sudahkah semua barang yang
dibutuhkan terbeli di mini market itu, lalu menghampiriku. Orang itu kembali
berdiri di sampingku, seakan mendampingiku. Dia menyarankanku mencoba seporsi
es krim
dengan rasa kesukaannya. Romantiskah???
Awalnya aku pikir dia mencoba untuk seperti itu. Tapi, sejak dia
masuk pun, aku sudah mulai merasa tak nyaman. Benar-benar tak nyaman sampai aku
terbangun sebelum alarmku berbunyi.
Aku
mengusap wajahku beberapa kali untuk menghilangkan rasa tak enak yang
menyelimutiku sejak terbangun dari. Mencoba untuk tidur kembali, tapi yang ada
hanya bolak-balik terbangun hingga panggilan Tuhanku disuarakan. Setelah
mencoba berbincang dengan Tuhan, aku baru bisa tertidur lagi. Dengan rasa lelah
yang tak hilang dengan tidur malam ini, aku ternyata masih bisa masuk kembali
dalam dunia mimpiku.
Tak
banyak yang berubah dari suasana yang dibawa dalam tidurku berikutnya. Aku
berada di lapangan basket. Di tengah-tengah
pertandingan yang dapat timku ungguli. Aku senang dengan keadaan itu, tapi
semuanya buyar. Saat time-out quarter kedua, aku bertemu dengannya di pinggir
lapangan. Orang itu mencoba menyemangatiku, tersenyum padaku, dan aku hanya
bisa terdiam lalu tersenyum tak enak padanya. Lagi-lagi aku merasa sangat-sangat tak nyaman.
Aku pun terbangun lagi saat jam mejaku menunjukkan pukul
06.56, hampir jam tujuh pagi.
Seharusnya
aku merasa senang, seharusnya, karena akhirnya aku bisa bertemu dengan orang
itu walaupun hanya dalam mimpi. But,
It’s all make me feel disgusting with myself. Hal macam apa lagi
yang aku harapkan darinya??? Entahlah, aku benar-benar tak mengerti. Rasa tak
nyaman dalam tidurku malam ini sepertinya akan sangat berpengaruh pada hariku.
Aku benar-benar merasa tak nyaman hari ini. Ooohhh, DAMN SHIT..!!!
Rasanya aku hanya ingin mengumpat pada diriku sendiri yang menjadi selemah ini.
Ah,
cangkir
kopiku
sudah kosong. Sepertinya ini tanda agar aku melanjutkan tugasku. Sedikit lebih
menyegarkan sepertinya. Matahari juga sudah tinggi sekarang. Waktuku semakin
sedikit dan aku masih tetap harus melangkah, kan???
Terima kasih pada secangkir kopi yang menyegarkanku
di pagi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar