Laman

Kamis, 06 Maret 2014

Sekarat : “Ku Mohon”


Rasanya sudah lama aku tak menuliskan sajak indah yang menghiasi hatiku saat terjatuh
Ya, aku sudah lama tak merasakan jatuh hati
Sudah lama aku memalingkan mataku hanya pada diriku dan egoku
Saat aku sadar hatiku pun sudah mati atau mungkin hanya mati suri
Kedua mataku memang masih mampu menemukan, tapi hatiku tak tergetarkan
Otakku memang masih mampu memikirkan keindahan, tapi hatiku tak tersentuh
Mungkin aku memang orang dingin yang tak berperasaan
Pertahanan akhirku hanya ada pada logikaku, bukan perasaanku
Namun, kemudian kau meruntuhkan benteng kokoh yang lama kubangun
Membangkitkan hatiku yang mati dan menggoyahkan logikaku
Memangnya kau ini siapa? Berani benar menjatuhkanku
Otakku tak mampu lagi berpikir, hanya jantungku yang berdetak tak terkendali
Kau melepaskan segala kontrol diri yang telah lama melingkupiku
Membuatku yang tinggi hati mesti memohon di hadapmu
Seakan aku menjatuhkan keangkuhan yang sejak lama kokoh terbangun
Kau memang benar-benar menghancurkan logikaku, pertahananku
Sekarang, aku hanya mampu memohon kerendahan hatimu yang belum kau berikan
Menjaga hati yang baru saja bangkit dari kematian untuk tetap menatapmu
Kembalikan harga diriku yang telah rela aku jatuhkan untuk meraihmu
Bantu aku membangun kembali keangkuhan sebagai pertahanan hidupku

Ku mohon ulurkan tanganmu dan bantu aku berdiri tegak kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar