Judul tulisan ini aku ambil dari salah satu kisah
inspiratif pada buku berjudul Lelaki,
Gadis, dan Kopi Campur Garam karya Ara, yang dikutip dari buku berjudul Chicken Soup for the Teenage Soul
karangan James Malinchak. Kisah ini cukup menarik dan dimasukkan pada bagian
tentang kehilangan dan melepaskan. Kisah mengenai seorang kakak yang terus
mendukung adiknya yang divonis memiliki tumor otak ganas dan hidupnya hanya
tinggal tiga bulan lagi.
Dukungan sang kakak membuat adiknya mampu terus
bertahan hidup hingga beberapa bulan kemudian. Namun, sebuah pertanyaan yang
dilontarkan temannya, “Menurutmu, apakah dia bertahan itu hanya karena dia
tidak ingin mengecewakanmu?”, membuat
sang kakak berpikir. Bagaimana jika perkataan temannya itu benar? Bagaimana
jika ternyata dia terlalu egois, bahwa sebenarnya adiknya sangat kesakitan,
tapi dia berjuang dan bertahan karena tidak mau mengecewakan sang kakak?
Setelah sang kakak memikirkan hal ini, malam itu ia
menelepon adiknya. Dan kemudian dia berkata,
“Adikku,
aku mengerti kau sangat menderita dan mungkin kau ingin menyerah. Tidak
apa-apa, kalau memang begitu, aku mendukungmu kali ini. kita sudah berjuang
sedemikian lama, jadi ini bukan kalah. Kita hanya harus menerima bahwa ada yang
memang ingin diberikan Tuhan dan yang tidak. Jadi, kalau kau ingin pergi ke
tempat yang lebih baik, aku mengerti. Kita pasti bersama lagi. Aku menyayangimu
dan aku akan terus bersamamu di manapun kau berada.”
Dan keesokan harinya, sang adik dikabarkan telah meninggal.
Kasus yang aku alami sekarang memang jauh berbeda,
tapi aku belajar cara melepaskan dan mungkin bisa dibilang cara merelakan. Aku
mencoba memahami apa yang kalian rasakan. Jika memang rasa percaya itu sudah
entah pergi kemana dan rasa saling membutuhkan yang berawal dari kasih sayang
itu sudah tak ada lagi, aku mengerti. Aku tidak akan memaksakan keinginanku
lagi.
Aku akan menyerahkan segala keputusan itu pada
kalian. Bahkan, jika nanti aku sudah dapat berdiri sendiri menopang hidupku dan
kalian masih dalam keadaan tersakiti seperti ini, aku sendiri yang akan
bergerak mengusir pergi kebiasaan saling menyakiti yang kalian lakukan.
Walaupun itu berarti harus mengorbankan satu hal penting yang telah kalian
bangun puluhan tahun. Kalau kalian memang mau menyerah, aku akan mendukung
kalian dengan sepenuh pengertianku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar