Aku
selalu merasa bahwa setiap manusia itu selalu diberikan dua sisi yang pasti ada
dalam dirinya, paling tidak itu berlaku untukku. Seringkali mereka berdua
bertentangan, tapi kadangkala mereka dapat saling berkompromi dengan baik. Hal
lucu yang sering terjadi, aku seperti mendengarkan mereka berbincang di
telingaku, saling berargumen. Lucu, benar-benar lucu rasanya. Aku manusia yang
merasa punya dua sisi, Angel and Devil, dan seperti inilah saat mereka mulai
saling berbicara.
Angel : “Wah,
ada apa ya sama si X, kok kayaknya lagi susah. Aku tanyain ahh...”
Devil : “Gak
perlu jadi orang yang sok baik deh. Biarin aja, emang apa hubungannya sama
kamu?”
Angel : “Eh,
gak boleh gitu ah, temen sendiri juga. Kamu juga tahu kalau dia lagi susah kan,
Dev?”
Devil :
“Iyalah jelas aku tahu, kerasa banget dia lagi susah, makanya aku seneng.
Hehehee...”
Angel : “Ah, kumat
deh...”
Devil : “Kalo
emang tahu, terus kenapa? Biarin ajalah, orang kayak gitu juga.”
Angel :
“Gitu-gitu juga kan temen, Dev.”
Devil :
“Angel, jangan pernah jadi orang sok baik deh. Orang kayak gitu kalau lagi
kesusahan emang apa sih ruginya di kamu? Malah untung kali, jadi kamu bisa
mengurangi saingan yang lagi nggak fokus itu. Jadi, kita bisa ambil langkah
duluan dari dia, nyalip dia. Kalau bisa malah sekalian kita makin jatuhin aja.
Biarin aja dia kesusahan, kita yang untung.”
Angel :
“Husshh, gak boleh ngomong gitu ahh. Orang lain susah ya kita tolongin. Inget
juga kata mama lho, Dev. Kita harus biasain buat bantu orang disekitar, soalnya
tanpa sadar kebaikan yang kita kasih itu bakal balik lagi ke kita kok. Walaupun
jalannya beda, pasti balik lagi ke kita. Lagian, kalau kita menangnya kayak
gitu kan jadi gak keren, kita seneng di atas penderitaan orang lain.”
Devil : “Ahh,
sok baik kamu, Ngel. Lagian kebaikan apa pula yang kamu harapin dari orang
kayak gitu? Nggak bakal ada yang kamu dapet, yang ada malah kamu sakit ati
sendiri. Ngapaiiinnn.....??”
Angel : “Ya,
pasti ada kok balesannya, Angel yakin pasti ada.”
Devil :
“Yaudah, terserah aja. Lakuin suka-suka kamu aja sana!!! Hhuuhh...”
Setelah perdebatan yang
panjang antara Angel dan Devil, akhirnya aku nyoba juga buat nolongin si X. Aku
mencoba menanyakan kesulitan yang dialaminya, memberikan saran penyelesaian,
hingga mencoba menghibur si X. Tapi, apa yang aku terima dari si X
sangat-sangat berkebalikan dari apa yang aku harapkan.
Angel :
“Huhuhuhuuuu.... huhuuu... hiks...”
Devil :
“Hei..Hei... Udahlah, dari awal aku juga bilang, orang kayak gitu ngapain kamu
tolongin. Udah liat sendiri kan sekarang, nangis deh yang ada.”
Angel : “Ya aku
tahu kok, dia orangnya keras, tapi aku kan niatnya bantu. Masa iya sih, dia
nggak tahu maksudku.”
Devil : “Ah,
orang bajingan nggak tahu diri kayak gitu mana bisa dia bedain mana yang
niatnya baik sama buruk. Orang di mata dia, kan yang bener ya dia sendiri, yang
lainnya itu salah semua. Sampai-sampai nggak sadar aja kalau sekarang dirinya
sendiri yang bakal goyah terus jatuh. Bakal seneng aku liatnya. Hehehee...”
Angel : “Devil
kok malah seneng gitu sih...”
Devil : “Emang
kenapa? Jangan belain orang kayak gitu lagi dehh... Udah dibikin sakit hati
sampai nangis, masih aja mau bantuin? Kamu belum puas dianggap remeh kayak
gitu. Kalau aku mah ogah. Pokoknya aku nggak bakal setuju kalau mau bantuin
orang itu lagi. Bajingan bangsat emang dia tu...”
Angel : “Tapi,
Dev...”
Devil : “Apa
lagi sekarang?”
Angel : “Kok
tumben kamu belain aku?”
Devil : “Hey, Angel
bego sok polos. Mau nggak mau kita itu satu orang yang sama. Kalau kamu
direndahin kayak gitu, berarti dia juga ngrendahin aku kan? Idih, nggak mau
banget aku direndahin sama orang yang udah rendah kayak gitu, dasar si pikiran
pendek itu. Liat aja nanti...”
Angel : “
Ahahahaa... tapi makasih ya, Dev.”
Devil : “Iya,
udah. Makanya nggak perlu sok baik gitu. Jadi jahat itu seringkali lebih
menyenangkan lho.. hehehee.”
Angel : “Iya,
tapi aku lebih suka jadi sisi baik hati... hehehe.”
Yah, seperti itulah
pembicaraan Angel dan Devil saat aku melihat si X yang kesusahan. Rasa sakit
hati yang aku rasakan pun mereka respon dengan cara mereka masing-masing, Angel
yang menangis dan Devil yang memaki. Mereka selalu lempar argumen untuk
membuatku melakukan apa yang mereka inginkan. Dalam pembicaraan mereka kali ini
setiap orang mungkin punya pandangan lain. Tapi bagiku, Angel selalu menjadi
sisi yang peduli pada apapun yang terjadi di sekitarku dan Devil selalu peduli
pada keberadaanku. Mungkin karena hal inilah Angel selalu menjadi sosok
berempati dan Devil selalu menjadi sosok tinggi hati.
Angel dan Devil punya cara
masing-masing dalam memandang segala hal, tapi mereka tetap satu orang. Mereka
adalah AKU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar