Perempuan, nggak bakal ada habisnya mambahas makhluk yang jadi perhiasan dunia ini. Ya, kami memang perhiasan dunia, tapi kami bukan barang. Kami bukan pula sekadar benda yang dipajang dan dikagumi keindahannya. Dan bila suatu hari nanti kami dianggap sudah tidak berharga lagi, kami dibuang dengan mudahnya. Bukan, kami bukan perhiasan macam itu. Kami adalah perhiasan-perhiasan indah nan kokoh yang menjadi tiang-tiang setiap negar yang huni. Ya, kami adalah perempuan.
Kali ini aku mau beropini tentang perempuan dan pendidikan. Sebenernya sempat kesel banget, kalau tiba-tiba dengar ada pertanyaan macam : Kenapa sih kamu kuliah? Ngapain anak perempuan sekolah tinggi-tinggi? Nanti juga ujung-ujungnya ngurus keluarga di rumah. Ngapain? cuma sekedar ngambil jatah pendidikan laki-laki aja. Kalau laki-laki kan nantinya harus kerja, cari nafkah buat keluarga. Lagipula, kalau perempuan pasti nyarinya laki-laki yang pendidikannya lebih tinggi dari dia kan? Ya, minimal setaralah. Kalau gitu, bakal nambah kesenjangan sosial donk. And bla..bla...bla...
Heeellloooo.... itu cuma keegoisan dan gengsi kaum adam yang enggak mau mengerti perempuan dan peran-perannya. Inti jawaban aku sih untuk pertanyaan-pertanyaan macam itu cuma satu, mau enggak mau yang namanya seleksi alam itu pasti terjadi. Yang terbaik dan yang mampu beradaptasi, dia yang bakal terus hidup dan terpilih. Yang pasti enggak bakal punah. Jadi, buat para lelaki bodoh di luar sana. yang kalah saingan sama perempuan-perempuan cerdas buat ngambil jatah satu kursi di bangku kuliah, please ngaca, jangan cuma nyalahin perempuan doank. Jangan ngaku-ngaku siap jadi kepala keluarga kalau untuk lulus seleksi alam macam ini aja enggak sanggup dan nyalah-nyalahin orang lain. Apalagi kalau sampai ng-judge kalau perempuan itu nggak butuh pendidikan tinggi, yang butuh itu cuma laki-laki aja. Satu ungkapan buat mereka yang berpikiran begitu, anda salah besar, Bung! (Sorry ya, kalau kata-katanya jadi agak kasar buat para laki-laki , hanya melimpahkan kekesalanku sama beberapa laki-laki yang mempertanyakan hal-hal di atas langsung ke aku).
Dunia pendidikan sudah berkembang pesat di Indonesia. Tidak lagi hanya kaum bangsawan, tidak lagi hanya laki-laki, Tidak lagi hanya mereka yang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sekarang, para perempuan juga punya hak yang sama, hak untuk mendapatkan pendidikan. terus, aku punya satu alasan besar kenapa permpuan juga perlu pendidikan, "Karena para perempuan nantinya akan menjadi guru pertama dari setiap bayi yang lahir dari rahimnya maupun yang lahir dari cintanya". Ya, dari permpuan yang baik pasti akan ada anak yang baik pula.
Bayangkan ketika para guru ini tidak memiliki latar belakang pendidikan yang baik pula, maka bimbingan yang ia berikan tidak akan maksimal. Tidak akan ada anak-anak yang terdidik baik sejak masih di dalam kandungan. Masih dalam kandungan??? Ya, penjagaan dan bimbingan seorang ibu sudah dilakukan sejak mereka mengandung. Ia harus tahu bagaimana caranya menjaga diri dan janinnya, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh. Lalu, ketika anaknya tumbuh dan berkembang, dialah yang akan menjadi pendidik pertama bagi anaknya.
Perkembangan pikiran dan kerja otak anak balita adalah yang paling cepat selama hidup manusia, untuk itulah peran seorang ibu itu penting untuk memperkenalkan dunia pada anaknya. Sekali lagi teman, coba bayangkan jika para perempuan di dunia ini tidak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Lalu, bayangkan pula perempuan-perempuan cerdas yang terdidik akan membimbing anak-anak mereka menjadi orang-orang luar biasa untuk dunia ini. (Semoga aku juga jadi salah satunya perempuan terdidik itu ya Allah... Amien..) Bandingkanlah mana yang kamu pilih???
Pada akhirnya, menurutku, yang perlu diperhatikan bukannya larangan untuk perempuan berpendidikan tinggi, tapi bagaimana mendidik para perempuan untuk menghargai dirinya sendiri dan mengerti benar tentang perannya untuk dunia ini. Hallo, teman-teman perempuanku, tolong hargailah dirimu sendiri. Kamu adalah perhiasan dunia, dan selayaknya orang-orang yang memiliki permata-permata paling mahal di dunia, mereka tidak akan mengumbar keindahan permatanya itu untuk sembarang orang. Dan jangan lupa temanku, kita juga akan menjadi guru pertama bagi anak-anak. Seorang guru tidak hanya dihargai dari tingkat pengetahuaannya, tapi juga dari sikap, tutur kata, perilaku, jalan pikiran, dan cara dia membimbing. Aku juga belum menjadi perempuan sesempurna itu.
Jadi, ayo belajar bersama untuk jadi perempuan terdidik yang juga memahami peran pentingnya untuk dunia... Ciaoo..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar