Laman

Rabu, 23 Oktober 2013

Surat Perpisahan (Hukum Karma)

       Orang Macam apa dirimu itu,aku tak tahu...
       Seberapa besar kebohongan yang kau utarakan menajdi pertanyaan yang paling menggoda. Aku bukan orang yang bodoh, tapi aku rasa aku terlalu berharap banyak. Mengharapkanmu, inilah yang menjadi kebodohan terbesar dalam hidupku. Menghapus dan menghilangkan segala jejakmu adalah keputusan terbaik yang harus aku lakukan. Aku tak pernah ingin menyakiti dia yang ada di sampingmu lebih dulu daripada aku secara terus-menerus. Aku tak mau "Hukum Karma" terjadi diantara kita keran nantinya akulah yang akn merasa paling tersakiti.
       Tak pernah aku menyesal diperkenalkan denganmu, orang yang telah membuatku belajar untuk lebih dewasa dan mendengarkan. Tapi,aku menyesal karena telah menyakiti hatinya secara tidak langsung. Dia memang tidak pernah mengungkapkan rasa sakitnya. Namun, darikata-katanya yang mempertanyakanku, aku tahu ketakutannya, kekecewaannya, dan ketidakpercayaannya. Aku menyesal telah hadir di antara kalian dan aku hanya ingin pergi dari itu. Kepergianku, aku harap, akan membawa ketenangan kembali pada hubungan dan dunia kalian.
       Aku tidak pernah bermaksud membuang rasa pertemananyang telah kita bangun perlahan,rasa percaya yang telah kita pupuk, dan rasa sayang yang telah terjalin secara tidak sengaja. Aku sangat berterimakasih atas segala yang telah kita bagi bersama. Namun, aku sendirilah yang tak sanggup untuk terus seperti ini. Ada rasa sesak yang yang aku rasakan setiap meligat interaksi kalian,satu hal yang seharusnya tidak aku lakukan. Satu hal yang memantapkanku untuk pergi,menghilangkan jejak dari kalian. Aku harap kau mau mengerti keputusanku dan menghargainya.
       Sebagai teman yang menyayangimu, aku selalu mendoakan yang terbaik bagi kalian bagaimanapun keadaaannya. Aku memang tidak akan lagi menjadi pendengarkeluh kesahmu. Aku memang tidak akanlagi menjadi teman bicaramu tentang hidupmu yang penuh warna itu. Aku sendiri pasti akan mearsa kehilanganmu setiapmengingat darimana aku belajar kesabaran untuk menghadapi masalah, belajar memberikan semangat, dan belajar untuk mendengarkan. Kau hanya perlu untuk lebih percaya pada dia. Yakinlah dia lebih mampu untuk mengerti dan mendampingimu daripada aku dan orang lain di dunia ini.Percayalah dan yakinilah dia yang terbaik bagimu, maka aku punyakin dia akan mengambil sikap yang sama denganmu. Lalu, berusahalah meyakinkan orang-orang di sekitarnya untuk percaya padamu. Aku yakin orang sekuat dirimu pasti sanggup melakukannya, walaupun tanpaorang sepertiku.
       Maaf, soal kepercayaanku pada "Hukum Karma" yang telah membuat aku tersadar dan melangkah ergi untk menghapus jejakmu. Aku terlalu egois, melihat segala yang terjadi hanya dari sisiku. Aku melupakan keberadaannya dan menyakitinya. Aku harap kamu mau menyampaikan permintaan maafku padanya. katakanlah padanya aku takkan berani lagi membuatnya khawatir dan sealu curiga padamu lagi, membuat keributan pada kehidupan kalian. " Hukum Karma" memang hanyalah " Hukum Karma", tapi aku tak pernah mau hukun itu datang padaku suatu hari nanti karena aku terlambat memutuskan untuk pergi dan menghapus kalian berdua dari catatan hidupku. Aku bangga telah memutuskan halini dan aku harap kamu mau menghapus keberadaanku pula dari kehidupanmu.

Tertanda,

Teman yang terlanjur 
menyayangimu

1 komentar:

  1. Islam dan Hukum Karma

    Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Allah Swt. juga memiliki nama lain yang berhubungan dengan keadilan seperti Al-‘Adl (Yang Maha Adil) atau Al-Hakim (Yang Maha Menghakimi). Di dalam Al-Qur’an sendiri juga dijelaskan bahwa segala perbuatan, baik ataupun buruk, sekecil apapun, pasti akan mendapat ganjaran dari Sang Maha Kuasa.
    فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ
    “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah [99]:7-8)
    Lalu bagaimana Islam memandang hukum karma? hukum karma tidak bertentangan dengan Islam, hanya berbeda nama dan sebutan saja, karena dalam Islam meyakini bahwa Allah Maha Adil dan segala perbuatan kita pasti akan ada balasannya, baik di dunia ataupun di akhirat nanti. Hadits Nabi Muhammad SAW,:
    “Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemim pinannya (perbuatannya).” (HR. Bukhari)
    Seperti firman-Nya,
    هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
    “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]:60).

    http://cahayagusti.blogspot.com/2012/09/reinkarnasi-dalam-al-quran-dan-hadits.html

    BalasHapus