Saat kekesalan pada diri ini memuncak.
Saat mempertanyakan kenapa orang-orang bersikap seperti
tidak mau tahu lagi tentangku.
Saat mempertanyakan kenapa aku bersikap seperti ini dan itu.
Satu kalimat tidak sengaja menyadarkanku.
Tuhan tidak akan memberikan
sifat-sifat dirimu hanya untuk disia-siakan.
Semua yang Tuhan lakukan pasti
ada maksud dan tujuannya.
Tapi apa itu? Aku belum tahu
pasti.
Tapi jalannya untuk mendapatkan
jawaban itu rasanya terlalu terjal untuk dilewati.
Menghabiskan semangat yang
terpupuk sejak lama bersama tawa.
Risau untuk tahu jawabannya
secepatnya.
Benar-benar tidak sabar, tapi
juga tidak tahu harus melakukan apa.
Seharusnya aku nekat saja
melabrak dan mempertanyakannya,
tapi yang aku lakukan hanya
tertunduk lesu tak mengerti apa-apa.
Menyadari betapa bodohnya diriku
yang harus terus bergantung pada orang lain.
Betapa bodohnya diriku yang
membuat orang lain merasa terjatuh dan tak bersemangat.
Aku mohon, maafkanlah si bodoh
yang tidak berperasaan ini.
Si bodoh yang sudah dengan sukses
membuat dirinya dibenci banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar