Laman

Selasa, 03 Juli 2012

Maaf...


Ketika kemarahan menghinggapi hati, tak tahu aku harus berbuat apa. Semua terasa buram dan tak berbentuk. Semuanya benar-benar mengarahkan emosi ini hanya pada diri sendiri. Kemudian, mulai bertanya, “ kesalahan macam apa yang telah kuperbuat? ”. Sekali lagi buram. Aku tak mengerti. Apakah hanya ini kemampuan yang aku miliki? Apakah hanya ini saja yang dapat aku lakukan? Rasanya ingin berteriak. Menyalahkan diri sendiri.
Aku seperti berada pada lembah sempit yang didampingi dua tebing indah. Merasa terjebak pada keindahan  yang tidak dapat dipungkiri. Menyesal itu tak mungkin lagi. Tak berguna. Aku merasa aku sendiri yang menjatuhkan diriku di tempat ini. AAAAAAA.... kenapa semua ini? Dan kemudian aku merindukan kesendirianku yang terasa telah lama menghilang. Kemana aku harus pergi untuk mencarinya? Pertanyaan besar yang entah kapan akan terjawab.
Kalau saja mungkin aku kembali pada waktu aku dapat memilih. Kalau saja. Tapi, akankah aku tahu aku akan memilih yang mana? Keduanya sama-sama indah, sama bermaknanya bagi jalanku. Aku tak mau melepaskan keduanya. Egois, mungkin ya, aku mengakuinya. Serakah? Sudah pasti kata berbeda yang akan muncul kali ini. Dan, sekali lagi aku merasa buram, tak tahu arah.
Aku mungkin memang tak bertanggung jawab. Menyakiti hati banyak orang dengan pilihanku. Tak banyak aku dapat lakukan selain tertunduk lesu. Meminta maaf dengan segala kerendahan hati dan keterbatasanku sebagai manusia. Andai saja mereka mendengarnya. Andai saja mereka mau mendengarnya. Andai saja mereka mau mengerti posisiku yang ada di antara dua tebing indah yang begitu mempesona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar