Ketika satu kata yang rancu untuk diungkapkan menjadi sebuah pembicaraan seru diantara para sahabat, tak ada lagi pengertian yang sempurna bagi kata istimewa ini. Entah apa arti sesungguhnya. Bukan bermaksud menjadi seorang yang tak peduli, tapi jujur saja pengalamanku tentang satu hal itu hanya sebatas angan dan cerita. Mungkin cuma teori yang aku dapatkan dari cerita-cerita fiksi ataupun kisah nyata dari teman-teman yang rela membagikan kisahnya pada orang sepertiku. Bahkan syair lagu pun jadi guru yang dengan setianya menemani setiap hari-hariku. Masalah prakteknya di kehidupanku, semuanya nol besar. Tak pernah.
Tanpa bermaksud meremehkan mereka yang menjalani kehidupan, yang tak pernah aku jalani. Pertanyaan demi pertanyaan konyol sering kali berseliweran dalam benakku. Mencoba mencari artian sebenar-benarnya, tapi tak pernah terjawab dengan pasti. Hanya jawaban semu yang menggantung. Apa karena itu bukan pengalamanku sendiri? Entahlah, yang pasti cerita tentang tangisan, tawa, putus asa, kesal, sampai yang namanya mengamuk pun sudah pernah aku dengarkan. Tapi kalau ditanya tentang tanggapanku, ya, biasa aja. Mungkin ya karena itu tadi, aku belum pernah merasakan semua itu.
Mau tau apa pertanyaan pertama yang terpikirkan dalam benakku saat ini? Pertanyaan itu mungkin seperti ini, “ kapan ya aku bakal ngerasain kayak gitu?”. Ahahaha. Mungkin baru tawa aja yang bakal menjawab pertanyaanku saat ini. Tapi kemudian aku berpikir, kalau aku ada di posisi mereka memangnya aku sanggup. Jujur aja, mungkin karena merasa belum sanggup itulah aku tak berani melangkahkan kaki pada jalan yang telah mereka pilih dan jalani dengan semua resiko yang ada di hadapan mereka. Salut banget buat mereka yang udah memberanikan diri untuk menjalani hubungan yang katanya berdasarkan rasa yang satu itu.
Pertanyaan kedua yang selalu menggantung, tak pernah terjawab dengan pasti adalah ‘kenapa putus?’ ‘Kenapa balik lagi?’ Kalau sudah pada tahap ini, aku bertanya lagi ‘kenapa dulu jadian?’ Pernah denger nggak alasan putus gara-gara udah nggak cocok. Padahal kalau baru jadian atau paling nggak masa PDKT, mereka selalu bilang, “ Ih, kita tu cocok banget.” Terus kok bisa langsung berkebalikan 180°? Heran kan? Aku juga. Apalagi kalau ada orang yang lagi cerita kalau mereka lagi cari pasangan yang begini, begini, dan begini. Pokoknya agak dipertanyakanlah, ‘emang ada orang kayak gitu?’. Terus dengan entengnya mereka jawab, ‘mantanku dulu juga gitu’. GGUUBBRRAKK!!! Terus kenapa nggak sama mantannya aja sampai sekarang, kenapa cari lagi. Kalau alasannya nggak cocok, kenapa carinya yang kayak gitu lagi. Keanehan pun kembali menghinggapi pikiran. Hehehee
Kalau ngomong masalah mantan, jadi inget temenku yang masih penasaran sama mantannya pacarnya yang sekarang. Cari tahu sana-sini soal saingan yang berasal dari masa lalu pacarnya. Kalau dipikir-pikir lucu juga kan. Ngapain coba takut sama saingan yang jelas-jelas udah ditinggalin sama orang yang sekarang lebih milih dia sebagai pasangannya yang sekarang. Menurut aku, itu sudah menjadi salah satu bukti bahwa dia temenku itu lebih baik daripada si mantan. Setelah aku ngomong pendapatku ini ke temenku itu, kayaknya dia udah lumayan lega kok. Tapi, nggak tahu juga dalemnya. Hehehe
Terus, aku mau tanya tentang satu kata ini yang belakang dikasih embel-embel kata “sejati”. Bener-bener nggak pernah nemu artian pastinya. Yang pasti kalau ditanya soal hal yang satu itu, aku selalu keinget waktu aku liat ada sepasang kakek nenek lagi jalan bareng, gandengan tangan pula. Entah emang udah nggak ada sanak saudara atau emang mau jalan-jalan berdua mengingat masa muda, yang pasti menurut aku itu so sweet banget. (jadi inget kakek n nenekku).
Buat aku terserah sih orang mau mengartikan apa tentang kata yang satu ini. Hidup ini kan pilihan. Semua berhak menentukan jalannya masing-masing, yang penting jangan sampai merugikan pihak lain ya. Jangan sampai menyakiti orang lain dengan menggunakan rasa yang satu ini. Sebab, pada hakekatnya rasa ini begitu indahnya sampai sering membuat seseorang itu tertawa sendirian tanpa ada lawakan lucu (colek seorang temenku ahh yang lagi kasmaran) atau bahkan tertawa bersama-sama. Oh iya, jangan sampai lupa dengan sesama dan yang paling penting jangan sampai meninggalkan kecintaan kita pada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar