Laman

Rabu, 28 Desember 2011

CurCol

Ketika satu kata yang rancu untuk diungkapkan menjadi sebuah pembicaraan seru diantara para sahabat, tak ada lagi pengertian yang sempurna bagi kata istimewa ini. Entah apa arti sesungguhnya. Bukan bermaksud menjadi seorang yang tak peduli, tapi jujur saja pengalamanku tentang satu hal itu hanya sebatas angan dan cerita. Mungkin cuma teori yang aku dapatkan dari cerita-cerita fiksi ataupun kisah nyata dari teman-teman yang rela membagikan kisahnya pada orang sepertiku. Bahkan syair lagu pun jadi guru yang dengan setianya menemani setiap hari-hariku.  Masalah prakteknya di kehidupanku, semuanya nol besar. Tak pernah.
Tanpa bermaksud meremehkan mereka yang menjalani kehidupan, yang tak pernah aku jalani. Pertanyaan demi pertanyaan konyol sering kali berseliweran dalam benakku. Mencoba mencari artian sebenar-benarnya, tapi tak pernah terjawab dengan pasti. Hanya jawaban semu yang menggantung. Apa karena itu bukan pengalamanku sendiri? Entahlah, yang pasti cerita tentang tangisan, tawa, putus asa, kesal, sampai yang namanya mengamuk pun sudah pernah aku dengarkan. Tapi kalau ditanya tentang tanggapanku, ya, biasa aja. Mungkin ya karena itu tadi, aku belum pernah merasakan semua itu.
Mau tau apa pertanyaan pertama yang terpikirkan dalam benakku saat ini? Pertanyaan itu mungkin seperti ini, “ kapan ya aku bakal ngerasain kayak gitu?”. Ahahaha. Mungkin baru tawa aja yang bakal menjawab pertanyaanku saat ini. Tapi kemudian aku berpikir, kalau aku ada di posisi mereka memangnya aku sanggup. Jujur aja, mungkin karena merasa belum sanggup itulah aku tak berani melangkahkan kaki pada jalan yang telah mereka pilih dan jalani dengan semua resiko yang ada di hadapan mereka. Salut banget buat mereka yang udah memberanikan diri untuk menjalani hubungan yang katanya berdasarkan rasa yang satu itu.
Pertanyaan kedua yang selalu menggantung, tak pernah terjawab dengan pasti adalah ‘kenapa putus?’ ‘Kenapa balik lagi?’ Kalau sudah pada tahap ini, aku bertanya lagi ‘kenapa dulu jadian?’ Pernah denger nggak alasan putus gara-gara udah nggak cocok. Padahal kalau baru jadian atau paling nggak masa PDKT, mereka selalu bilang, “ Ih, kita tu cocok banget.” Terus kok bisa langsung berkebalikan 180°? Heran kan? Aku juga. Apalagi kalau ada orang yang lagi cerita kalau mereka lagi cari pasangan yang begini, begini, dan begini. Pokoknya agak dipertanyakanlah, ‘emang ada orang kayak gitu?’. Terus dengan entengnya mereka jawab, ‘mantanku dulu juga gitu’. GGUUBBRRAKK!!! Terus kenapa nggak sama mantannya aja sampai sekarang, kenapa cari lagi. Kalau alasannya nggak cocok, kenapa carinya yang kayak gitu lagi. Keanehan pun kembali menghinggapi pikiran. Hehehee
Kalau ngomong masalah mantan, jadi inget temenku yang masih penasaran sama mantannya pacarnya yang sekarang. Cari tahu sana-sini soal saingan yang berasal dari masa lalu pacarnya. Kalau dipikir-pikir lucu juga kan. Ngapain coba takut sama saingan yang jelas-jelas udah ditinggalin sama orang yang sekarang lebih milih dia sebagai pasangannya yang sekarang. Menurut aku, itu sudah menjadi salah satu bukti bahwa dia temenku itu lebih baik daripada si mantan. Setelah aku ngomong pendapatku ini ke temenku itu, kayaknya dia udah lumayan lega kok. Tapi, nggak tahu juga dalemnya. Hehehe
Terus, aku mau tanya tentang satu kata ini yang belakang dikasih embel-embel kata “sejati”. Bener-bener nggak pernah nemu artian pastinya. Yang pasti kalau ditanya soal hal yang satu itu, aku selalu keinget waktu aku liat ada sepasang kakek nenek lagi jalan bareng, gandengan tangan pula. Entah emang udah nggak ada sanak saudara atau emang mau jalan-jalan berdua mengingat masa muda, yang pasti menurut aku itu so sweet banget. (jadi inget kakek n nenekku).
Buat aku terserah sih orang mau mengartikan apa tentang kata yang satu ini. Hidup ini kan pilihan. Semua berhak menentukan jalannya masing-masing, yang penting jangan sampai merugikan pihak lain ya. Jangan sampai menyakiti orang lain dengan menggunakan rasa yang satu ini. Sebab, pada hakekatnya rasa ini begitu indahnya sampai sering membuat seseorang itu tertawa sendirian tanpa ada lawakan lucu (colek seorang temenku ahh yang lagi kasmaran) atau bahkan tertawa bersama-sama. Oh iya, jangan sampai lupa dengan sesama dan yang paling penting jangan sampai meninggalkan kecintaan kita pada Allah SWT.

Puisi

Ketakutanku pada pikiran-pikiran yang semakin memberontak
Menyesakkan dada yang semakin berdebar membara
Merasakan keruntuhan pertahanan hati yang semakin memudar
Penyiksaan perlahan terasa begitu perih dengan setiap goresan manis
Berteriak pada setiap kehampaan yang mulai terisi
Terbawa pada angan yang tak mampu tergapai
Bahkan sang mimpi tak berani berkata apa pun
Hanya diam membisu seribu bahasa
Tak mampu membantu diri yang tersungkur
Sang waktu, si penjawab pun tak kunjung memberi penjelasan
Semuanya ragu
Semuanya bingung
Semuanya gundah
Lalu haruskah berhenti sampai disini saja???
Berhenti pada jejak-jejak reruntuhan
Berhenti pada hati yang belum terisi sepenuhnya
Tak pernah terjawab
Sampai pada akhirnya hati ini terasa kembali hampa

Senin, 28 November 2011

Penghancurku


Perasaan yang tak kusangka mampu menggetarkan hati
Berawal dari tutur kata yang menggoyahkan batin
Sangat mudah dimengerti walau hanya senyuman manis
Keyakinan akan keindahan yang terpancar
Mencoba mencairkan kebekuan hati dengan kehangatan
Kemampuan luar biasa yang mampu menerbangkan angan-angan
        Perasaan yang begitu kuat menghancurkan pilar kehidupan
        Kepercayaan yang telah terbangun begitu kokoh
        Semuanya runtuh seketika hanya dengan sebuah tatapan sendu
        Persembahan yang tak mampu ditolak dengan prinsip yang terjaga
        Kehangatan yang tak mampu dialihkan dengan kesejukan
        Dan kedamaian pun seakan menghilang dari hidup ini
Untaian senyummulah yang menggetarkanku
Tutur katamulah yang tak mampu terlupakan
Kehangatan dirimulah yang telah mencairkan hatiku
Kaulah penghancur keyakinanku pada prinsip hidupku
Dan kaulah peruntuh pilar keyakinan jiwaku
Karena kau telah mempersembahkan perasaan yang takkan pernah terabaikan

Iblis Sekaligus Malaikat


Terhina oleh kesendirian yang kubangun sendiri
Menantikan keindahanmu yang aku sangkal
Berat yang ingin aku ungkapkan hanya terhenti sia-sia
Hanya kebodohan hati yang mampu terlihat
Mudah saja bagiku melewatkan segalanya
Namun itu hanya ungkapan, kiasan semata
Prinsip hidup yang aku junjung, mati seketika
Tersudut oleh pendirian yang tiba-tiba saja goyah olehmu
Tatapan itu mudah untuk ku hindari
Tapi tak pernah mudah untuk terlupakan
Alasan-alasan terus saja melewati batinku
Hatiku tak pernah puas mencari penjelasan
Kau memanglah iblis penggoyah pikiranku....
Karena kau adalah malaikat bagi hatiku...

Kerinduan Penyempurna Semangat


Puncak kerinduan mempertahanku berdiri tegak
Mimpi-mimpi masa depan menyemangatiku bertahan
Keyakinan menyemangati meraih segala keinginanku
Ini hanya awal yang harus memudahkanku
Ini hanya kisah yang akan terlewati dengan sempurna
Ini hanyalah cobaan yang pasti menguatkanku
Pembelajaran kehidupan tentang arti perjuangan
Keberuntungan disertai tenaga yang tercurahkan
Janji jiwaku untuk takkan mengenal kata berhenti
Janji ragaku untuk takkan mengenal kata berdiam diri